Masa depan suatu bangsa dan agama sangat bergantung pada kualitas generasi mudanya. Generasi muda adalah penerus yang akan melanjutkan perjuangan dan membangun peradaban di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mendidik generasi muda menjadi tugas yang sangat penting dan krusial. Di Indonesia, pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional telah lama memainkan peran penting dalam mendidik generasi muda, terutama dalam mengajarkan nilai-nilai agama, moral, dan budaya.
Namun, di era modern ini, tantangan yang dihadapi pesantren semakin kompleks dengan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika generasi muda, seperti Generasi Z dan Alpha.
Di era tahun 2000-an, santri-santri yang mendominasi Pendidikan pesantren adalah mereka yang lahir di antara tahun 1996-sekarang yang tergolong kepada generasi Z dan generasi Alpha. Secara rincinya, generasi Z Biasanya merujuk pada mereka yang lahir antara tahun 1996-2010. Generasi ini tumbuh dalam era awal perkembangan internet dan teknologi digital. Sedangkan generasi Alpha adalah generasi yang lahir mulai tahun 2013 hingga sekarang yang mereka dibesarkan dengan teknologi canggih, termasuk perangkat pintar, AI, dan internet yang luas. Tentu karakteristik mereka berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, karena mengalami dan melewati sosio-sejarah yang berbeda. Umumnya Generasi ini dibesarkan dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital, internet, dan globalisasi.
Oleh karena itu, keberhasilan Pendidikan generasi ini tidak hanya bergantung pada Pendidikan pesantren dengan kurikulum dan pengajaran yang diterapkan didalamnya saja. Tetapi sangat di pengaruhi juga oleh peran orang tua.
Orang tua, sebagai pihak pertama dan utama dalam pendidikan anak, memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendukung dan menyukseskan proses pendidikan pesantren. Maka dari itu, peran orang tua bukan hanya sebagai pendukung dari sisi materi dan motivasi, tetapi juga sebagai pembimbing yang dapat membantu anak-anak mereka memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren dalam kehidupan sehari-hari.
Kenapa mendidik anak itu begitu penting dalam ajaran agama Islam ? tentu jawabannya karena Allah swt. Telah menekankan pentingnya Pendidikan anak dalam firmannya, yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."( Q.S At-Tahrim 66:6)
Ayat ini mengingatkan orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan baik, agar generasi muda terhindar dari keburukan dan bisa menjadi pribadi yang taat kepada Allah. Pendidikan agama dan moral yang baik menjadi kunci untuk menjaga mereka dari kesesatan.
Dalam hadis Nabi Muhammad saw. juga bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?" (H.R Bukhari no. 1296)
Maka dapat kita pahami dari firman Allah dan sabda Nabi tersebut, sebagai orang tua sangat penting dalam mendidik anak dan memberikan kepada mereka pemahaman moral dan berakhlak baik. Oleh karena itu, kolaborasi yang harmonis antara pesantren dan orang tua sangatlah penting untuk memastikan generasi Z dan Alpha tidak hanya sukses dalam aspek akademis, tetapi juga dalam aspek spiritual, sosial, dan emosional mereka.
Adapun beberapa peran orang tua dalam menyukseskan dan mendukung Pendidikan pesantren bagi generasi Z dan Alpha yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut:
Memberikan Dukungan Moral dan Emosional
Generasi Z dan Alpha dikenal dengan kecenderungan mereka yang lebih terbuka terhadap teknologi dan perubahan sosial yang cepat. Di sisi lain, mereka juga sering menghadapi tantangan emosional yang terkait dengan adaptasi sosial dan tekanan teknologi. Sebagai contoh, Seorang anak yang terus-menerus bermain video game atau menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial tanpa batasan, dapat merasa cemas atau tertekan saat harus melakukan aktivitas lain seperti belajar atau mengulang Pelajaran saat berada dalam Pendidikan pesantren. Ketergantungan pada teknologi ini bisa menyebabkan perasaan kelelahan mental dan pikiran. Oleh karena itu, Orang tua harus bisa memberikan dukungan moral dan emosional, baik sebelum maupun selama anak-anak mereka berada di pesantren.
Orang tua dapat mendukung anak-anak dalam pendidikan pesantren dengan bermusyawarah tentang tujuan, harapan, dan manfaatnya, sehingga membantu mengatasi kecemasan atau keraguan mereka saat pertama kali masuk pesantren.
Menjalin Komunikasi yang Terbuka dengan Pesantren
Orang tua perlu aktif berkomunikasi dengan pengelola pesantren atau Ustaz dan wali kelas untuk mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan anak mereka, baik dalam hal prestasi akademik maupun perkembangan karakter.
Selain itu, dengan menjalin komunikasi yang baik, orang tua juga dapat memberikan masukan atau saran kepada pihak pesantren terkait cara terbaik mendidik anak mereka, mengingat setiap anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, terutama bagi Generasi Z dan Alpha yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi dan media sosial yang memengaruhi perilaku mereka.
Menyelaraskan Nilai dan Pendidikan di Rumah dengan Pesantren
Meskipun pesantren telah berupaya memberikan Pendidikan agama kepada mereka, orang tua juga masih memiliki peran untuk menyelaraskan nilai-nilai yang diajarkan di pesantren dengan ajaran di rumah. Disini, Orang tua perlu memastikan bahwa nilai-nilai agama, disiplin, dan etika yang diajarkan di pesantren terus dipertegas dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
Melalui diskusi rutin dengan si anak tentang apa yang dia pelajari di pesantren, orang tua bisa memperdalam pemahaman mereka terhadap pendidikan yang diterima dan mengaitkan ajaran tersebut dengan kehidupan nyata. Ini akan membantu anak-anak lebih mudah menerima nilai-nilai yang diajarkan di pesantren.
Disamping itu, orang tua juga dapat memberikan contoh kepada anak dengan melibatkan diri dalam kegiatan ibadah keluarga, seperti shalat berjamaah, membaca Al- Qur'an, atau berdiskusi tentang ajaran Islam. Dengan demikian orang tua dapat membantu anak-anak mempertahankan kedekatan mereka dengan ajaran-ajaran agama yang dipelajari di pesantren.
Menghargai Proses Pendidikan dan Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki proses belajar yang berbeda-beda dan hasil yang berbeda-beda pula. ini juga berlaku untuk Generasi Z dan Alpha yang mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih mudah dan bersifat pribadi. Orang tua perlu sabar dalam menghadapi proses pendidikan anak-anak mereka di pesantren. Jangan terburu-buru mengharapkan hasil yang instan, tetapi hargai setiap langkah kecil yang dicapai oleh anak. Sebagaimana yang kita ketahui Bersama Pendidikan pesantren umumnya berbasis pembelajaran kitab kuning yang memerlukan kedisiplinan tertentu untuk bisa menguasainya dan juga memerlukan istiqamah dalam menghadapinya.
Selalu memberikan apresiasi dan motivasi ketika anak menunjukkan perkembangan positif, baik dalam aspek akademik maupun moral. Hal itu akan meningkatkan rasa percaya diri anak dan memotivasi mereka untuk terus belajar dan berkembang.
Oleh karena itu, dengan keyakinan penuh pihak pesantren dalam mendidik generasi Z dan alpha serta dengan peran orang tua yang aktif dan penuh perhatian dalam membantu untuk menyukseskan generasi ini. Ditambah lagi doa-doa para guru-guru terdahulu, dan Masyarakat yang mengharapkan kesuksesan anak-anak ini. Insya Allah, Rabb kita Allah swt. memberkati dan memudahkan jalan yang di tempuh oleh generasi muda ini.